Junanda si tiang listrik
Hai guys, aku ingin kembali memperkenalkan kalian kepada salah satu teman ku. Ia namanya Junanda dengan tinggi badan 182 dia seumuran dengan ku
Yap lagi lagi kita mendapatkan seorang teman dari reality.
Awal Juni kemarin aku sempat sakit jadi gak live reality, eh ternyata ada dia yang nyariin dong. Awal nya si rencana aku mau balik reality itu awal bulan Agustus. Hanya karena anak online ku nebula minjam salah satu akun reality ku. Akhirnya di pertengahan Juli itu aku balik lagi reality. Dan iseng iseng liat bio dia di reality. Dan ternyata itu adalah akun ig nya dia. Dan dari sinilah awal kedekatan kami.
Awalnya waktu itu dia cerita tentang dia yang sudah resmi lulus dari asrama nya dan ternyata dia punya seorang mantan yang mana kenangan nya masih abadi dalam galeri nya. Dia juga cerita soal awal mana mereka putus dan ketemu lagi di suatu pro night terus katanya Minggu ini si mantan nya itu ada post foto cwo barunya. Sehingga dia jadi galau. Dan sad, akhirnya dia memutuskan pergi ke Semarang selama 3 hari 2 malam untuk sekedar menjernihkan pikirannya. Setelah kepulangan nya dari Semarang dia cerita lagi kalau dia sudah harus balik lagi ke asrama buat latihan selama 2 bulan lamanya dan bakalan dari bulan Agustus sampai September, untuk mempersiapkan lomba gulat nya nanti.
Terus esok nya setelah dia bilang gtu dia bercerita kalau hari itu juga sore nya dia ingin jalan jalan naik KRL ke arah Sudirman. Terus aku juga curhat ke dia masalah aku yang suntuk ide karena kurang inspirasi. Sampe pada akhirnya pagi itu jam 10 dia mengusulkan untuk pergi jalan-jalan di sore hari bersama nya. Namun waktu itu aku juga sedikit ragu. Karena gimana pun semua aktivitas ku ada dalam kendali orang tua. Awalnya aku juga gak berani bilang ke orang tua ku dan aku sempat berbohong mengenai aku yang ingin pergi jalan jalan bersama teman cwe. Namun ternyata tak di sangka, hari itu semua kekhawatiran ku ternyata hanya sia sia belaka, aku pun sampai ngerasa heran karena hari itu begitu gampang nya aku mendapatkan izin keluar dari orang tua ku sendiri. Sampai singkat cerita akhirnya kami janjian untuk bertemu di stasiun.
Sore itu, aku begitu terburu-buru karena waktu telah menunjukkan jam 3 30 sedangkan aku belum selesai menyelesaikan tugas rumah ku. Dia juga sudah memberikan kabar kalau dia waktu itu sudah berada di tengah jalan. Karena saking panik nya setelah melihat chat itu. Aku pun dan dan seadanya. Dan meminta adik ku untuk mengantarkan ku pergi ke stasiun. Saat pergi aku sebenarnya menemukan kesulitan lagi karena terus di interogasi oleh ayah dan adik ku sendiri.
Singkat cerita aku sudah sampai di stasiun Citayam. Sedangkan dia kereta yang di tumpangi nya dari stasiun Lenteng agung menuju Citayam itu masih ngetem di tengah jalan. Sedangkan aku waktu itu masih sibuk mencari jalan penyebrangan.
Awalnya aku sempat kesasar yang harus nya dari tempat tiket itu aku belok ke arah kanan. Aku malah ke arah kiri. Dan kalau aku tidak memperhatikan rute arah masuk kereta. Mungkin aku akan naik kereta alur jakarta 😂
Sampe akhirnya ketika aku hendak menyebrang ke jalur kereta Bogor, kereta yang di tumpangi nya pun tiba. Aku dan dia saling mengirimi sebuah foto di sebuah aplikasi Instagram untuk sekedar memastikan lokasi masing-masing.
Sampai pada akhirnya di tempat penyebrangan di antara kerumunan banyak orang itu aku menemukan tangan nya yang memberikan sinyal. Itu pertama kalinya aku melihat dirinya secara nyata. Dan setelah aku mendekat, ternyata dia lumayan tinggi 🤧
Tubuh ku pun seperti nya hanya seketiak nya dia saja. Ouh ya waktu itu kami juga sedikit beruntung karena kereta yang kami tumpangi saat itu sedang tidak terlalu ramai. Saat masuk ke gerbong kereta awalnya aku sempat terdiam karena pintu gerbong itu tiba tiba tertutup.
Tangan nya memberikan isyarat untuk aku mempersilahkan membuka pintu dengan sekuat tenaga aku mencoba membuka pintu tersebut. Ternyata lumayan berat juga. Setelah membuka pintu aku pun duduk di kursi yang tak jauh dari pintu tersebut. Sedangkan dia berdiri dengan tangan yang satunya menegang hand strap kereta.
Setelah itu kami bercerita bagaimana kesulitan kami saat hendak berangkat.
Dia bilang saat dia memberi kan pesan pada ku kalau dia akan berangkat sebelum nya dia baru saja bangun tidur dan mandi sekitar setengah tiga. Dan keluar dari kamar mandi jam ½ 4 akhirnya dia buru buru dengan persiapan seadanya. Dalam hati kok bisa ya kejadian nya hampir sama meskipun berbeda cerita ½ 4 itu aku baru selesai mandi dan menyuci baju. Pada saat aku menerima pesan dari nya itu, aku sedang melipat baju baju cucian yang pagi hari. Aku pun sama buru buru nya dengan dia kala itu. Dan aku bilang ke dia. "ya meskipun kita sama sama buru² ternyata kita sampai juga di tempat tujuan kita ya"
Di sepanjang jalan aku terus mengeluh kepada dirinya kalau aku itu pendek dan dia terlalu tinggi dan susah di gapai. Bak seperti perasaan ku saat ini. Terlalu susah untuk menggapai nya. Kemudian dia reflek duduk berada di samping ku dan dia malah justru sebaliknya menghibur ku dengan mengatakan kalau dulu saat sebelum masuk sekolah atlit dia sama pendek nya dengan ku dan dulu dia itu gendut. Sambil dia memperlihatkan foto nya waktu jaman dulu. Ouh ya dia juga bercerita soal dia yang sedang berada di Semarang dan menunjukkan beberapa foto yang dia ambil di sana. Lalu aku pun sedikit menggoda nya dengan berbisik kedekat telinganya "Rahasia tingginya apa bang?" Dan dia pun tertawa. Entah mengapa ada rasa kesenangan tersendiri juga melihat ia tersenyum seperti itu. Aku juga tidak tau sebesar apa beban yang dia tanggung sekarang. Namun aku berharap dia selalu bahagia.
Ya hari itu bisa di bilang merupakan kejadian seperti Delusi. Awal nya aku tidak terlalu berharap lebih darinya.
Tak terasa kini kereta yang kami tumpangi telah sampai di stasiun Bogor. Saat turun dia memberikan ku pengarahan tentang jalur kereta Bogor karena waktu itu aku pernah memberitahu dia kalau aku ini seorang yang buta terhadap arah. Waktu itu aku seperti melihat sosok seorang masinis yang sedang memberi tau pengunjungnya untuk tidak tersesat dengan jalurnya. Tidak hanya menjelaskan tentang jalur rel kereta Bogor dia juga menjelaskan pada ku tentang jalur jalur rel kereta yang lain. Seperti yang ada di stasiun Manggarai. Kata dia jalur kereta di sana sangat banyak. Dan para penumpang di sana itu bak seperti lautan manusia. Dia juga menghayal kan andaikan dia mengajak ku ke stasiun Manggarai, mungkin kata dia aku bisa saja tersesat.
Saat melewati sebuah pusat toko makanan dia menawarkan ku untuk membeli minuman untuk menghilangkan rasa haus. Aku pun di suruh dia untuk memilih minuman ku sendiri, karena dia juga bingung harus membelikan ku apa. Akhirnya dia terus berjalan sampai depan pintu kulkas minuman. Namun aku berhenti pada sebuah botol minuman air mineral dan mengambil satu botol air disana. Waktu itu dari kejauhan dia memberikan isyarat body language, sambil memegang satu botol ion watter pocari sweat. "Yakin nihh gak mau beli minuman ini?"
Namun aku meyakin kan kepada dia jika aku hanya ingin membeli botol mineral saja. Dan akhirnya dia pun berjalan menghampiri ku menuju kasir. Saat sedang melakukan proses pembayaran dia berbisik kepada ku "kamu gak sekalian mau beli Yakult, biar mirip sama kamu yang pendek"
Sebenernya di sana aku merasa kan kesal, tapi ya sudahlah kita sama sama impas, saat aku akan membayar minuman ku dia mencegah dan menyuruh ku untuk tetap diam karena katanya hari itu dia yang akan mentraktir ku sepuasnya. Kami keluar dari mini market, dan sekarang menuju tempat loket. Dia bertanya kepada ku katanya aku akan kemana? Namun aku bingung. Aku juga awal nya sedikit terkejut kenapa alun alun Bogor pada saat itu penuh dengan Polish line. Awalnya aku kira jalan yang di tutup oleh Polish line itu hanya sebagian nya saja. Aku tak menyangka setelah aku berjalan jalan bersama nya ternyata alun² itu benar benar di tutup sepenuhnya.
Waktu itu aku bilang kepada nya kalau aku ingin sekali pergi nonton orang yang sering mengamen di alun alun, akhirnya dia pun menyetujui dan mengikuti langkah ku pergi. Namun ternyata setelah tiba di tempat orang yang sedang mengamen itu tidak ada tempat duduk yang bisa kamu tempati karena semua nya penuh. Aku melihat sekeliling semua mata seperti mengarah pada ku dan dirinya apa karena kamu memakai baju coaple ya. Sehingga mungkin aku di anggap sedang berpacaran dengan nya? Atau karena badan dia yang tinggi dan aku yang pendek. Sehingga mereka melihat kami sebagai pasangan yang unik? Ah entahlah .
Waktu itu, saat dia lengah, aku perlahan merogok saku ku dan berlari ke arah pengamen dan memberikan pecahan uang kepada pengamen itu sial nya ketika aku kembali di dekat nya, aku ketahuan oleh dia yang sedang meneguk minuman botol itu. Di tengah jalan kami juga di cegat oleh seseorang yang menawarkan jasa foto. Aku tau dalam hatinya mungkin dia tertarik mencoba buat foto bersama. Tapi aku waktu itu hanya terdiam saja menunggu respon dia selanjutnya. Dan ternyata dia menolak tukang foto tersebut. Ouh ya saat kami sedang berkeliling keliling itu dia bercerita tentang apa saja yang dia lakukan selama berada di Semarang. Ternyata ibu nya dia di kuburkan di sana setelah dia di tolak IPDN kemarin. Dan kepergiannya ke Semarang itu untuk memohon restu dari ibunya dan meminta saran kepada nenek kake nya disana. Dia juga bercerita, katanya selama di Semarang itu dia di beri nasihat untuk puasa daging selama 3 Minggu berturut-turut seperti di selang seling gtu. Kami terus berjalan ke arah pohon beringin yang ada di tengah toar toar kota Bogor. Dan memutuskan untuk duduk sebentar sambil aku yang membuka minuman yang belum kubuka dari tadi sedangkan dia sudah habis duluan. Ouh ya saat sedang asyik bercerita disana kamu di cegat oleh seorang wanita muda, wanita itu mungkin dia seumuran dengan ku. Lalu dia meminta izin untuk mengamen sholawat aku pun dan dia sama sama memberikan pecahan uang dua ribu. Tak lama setelah pengamen itu pergi dia mengajak ku untuk putar balik sambil mencari cari makanan lagi. Sampai dia akhirnya menemukan sebuah penjual kebab. Dia menawarkan pada ku untuk membeli kebab itu. Tapi aku tidak terlalu minat. Sampe pada akhirnya kami memutuskan untuk membeli sebuah sosis yang ada di minimarket terdekat. Jalan mini market itu tangga nya rusak dan untuk bisa kesana kami harus turun dulu ke bawah dan mengambil jalan memutar. Waktu itu saat turun karena langit² nya hampir mengenai kepalanya, untuk jala kesana dia sampe harus nunduk 🤣. Bagi ku itu adalah kepuasan tersendiri. Namun jujur saat menaiki tangga mini market itu aku agak kesusahan karena tangga nya lumayan tinggi.
Saat itu aku ikut masuk ke minimarket bersamanya dia sempat menawari ku makanan lain tapi aku menolak. Dia juga menawari ku untuk sosis nya mau di tambah saus atau gak dan dia juga menjelaskan pada ku saus apa saja yang tertera disana namun aku menolak. Dan selama proses mengantri itu aku bercerita pada nya tentang kehidupan ku yang tinggal di pondok seperti saling bertukar informasi mengenai apa saja yang dia lakukan saat tahun itu juga. Kata dia pada saat kejadian gempa dia mau ada camp di sebuah pegunungan namun gak jadi karena ada gempa itu. Setelah pesanan kami di proses aku memutuskan untuk duduk di kursi luar sedangkan dia masih berada di dalam mini market itu menunggu pesanan kita datang.
Beberapa menit berlalu dia datang menghampiri ku dengan membawa sosis itu. Sedangkan aku tengah meneguk air yang tadi di beli, saat aku memakan sosis aku cukup terkejut karena ternyata rasa sosis nya terlalu asin dan ketika sosis nya tersisa setengah ada kucing kecil menghampiri kursi ku. Aku pun mencubit kecil sosis ku dan memberikan sosis itu kepada kucing namun ternyata dia enggan untuk memakan nya. "Letakan saja sosis nya di lantai, siapa tau kucing nya mau memakan nya". Aku lalu menoleh aku agak terkejut tak di sangka dia begitu cepat melahap semua sosis nya sedangkan aku saja masih belum selesai. Aku pun menuruti arahan nya. Tapi kucing itu tetep tidak mau makan. Aku pun lanjut menghabiskan sisa sosis itu. Dan setelah itu kami memutuskan kan untuk pulang.
Di sepanjang perjalanan kami begitu banyak hal yang menarik terutama saat di perjalanan pulang itu kami di cegat oleh orang yang sedang membagikan sample produk pewangi pakaian dari sebuah perusahaan. Dia menyarankan untuk aku yang mengambil sample itu. Tapi aku menolak karena sehubungan dia sekarang kembali ke asrama dia pasti yang lebih butuh akhirnya dia pun memasukan sample itu ke dalam tas selempang nya.
Sekitar jam 5:30 sore waktu itu kami sudah berada di dalam kereta. Dia bertanya padaku apakah tidak masalah jika aku pulang selarut ini? Karena batas waktu nya sampai jam 06:00 tepat kan. Aku pun meyakinkan dia kalau aku tidak akan apa-apa karena 30 menit lagi itu waktu yang cukup untuk sampai dari stasiun Bogor ke stasiun Citayam. Dan dari sana pun dia juga bercerita tentang perjalanan dia yang ke Semarang dan menunggu beberapa foto yang dia ambil dari Semarang dan beberapa foto tempat yang pernah ia kunjungi juga.
Setelah itu kami pun berfoto di kereta sebagai kenang² an. Entah apa yang dia pikirkan waktu itu agak terasa sedikit canggung. Saat hendak sampai ke stasiun Citayam dia berkata jika dia menawari ku untuk di pesan kan gojek. Namun aku bilangin ke dia kalau aku sudah di jemput adek ku di Depan stasiun akhir dia mengawalku sampai aku sampai di tempat transit dengan selamat. Aku kira pada awalnya dia hanya akan mengantar sampai depan pintu saja akan tetapi di luar dugaan dia ternyata mengantar ku sampai tempat tiket. Kami pun melakukan TOS perpisahan. Sampai di tempat tiket itu aku menoleh kebelakang sampai aku tahu jika dia benar ² masuk ke kereta lagi dan aku pun pergi dari sana.
Komentar
Posting Komentar