Berburu Sanggar Seni

 Kalian masih ingat dengan seseorang yang menghubungiku di tanggal 23 Maret kemarin? ya lagi-lagi aku berbuat kesalahan yang fatal. semua bermula ketika aku melihat sebuah postingan aplikasi couple, awalnya aku bercanda dengan dia, karena ya menurutku tidak ada yang perlu di khawatirkan. akhirnya aku mengajak dia untuk download aplikasi itu bersama-sama aku kira dia gak bakalan mau, tapi sungguh di luar dugaan dia menerima permintaanku begitu saja. aku yakin saat itu aku benar-benar gila. Beberapa hari ini, aku merasa terlalu banyak ber-ekspetasi lebih dengannya. Ya, setelah kejadian yang menimpaku di hari batik itu, dan tentang perjalanan kami ke Gramedia mataraman saat itu hari di mana aku menutup semua kisah tentang dia. Aku ingin cepat-cepat segera melupakan kisah itu. aku tahu ini salah, tapi hati ku juga tidak bisa berbohong jika aku sangat menyukainya meskipun agak terasa sakit. aku gak tau apa dia pernah memasang pelet padaku karena saat pertemuan kami di bogor saat itu aku yakin dia pernah mem bahas soal puasa mutih. disisi lain aku juga tidak terlalu menyesal, menurutku sudah sepantasnya cerita itu begitu. seperti yangku bilang padanya di awal jika takdir mempermainkan ku dengan perasaan menggebu yang tidak bisa di definisikan ini. aku lelah...

akhir-akhir ini tanpa sadar air mataku selalu menetes, entah itu karena aku masih terpikir tentang Jun, atau gimana. Tapi ada rasa perih yang tidak bisa di definisikan. hari saat aku mengajak hafiz couple saat itu aku masih belum bisa menerimanya sepenuh hati. mungkin aku bodoh karena terlalu termakan bujukan manis nya tentang ia akan berusaha menjadi seseorang yang berbeda dari sebelumnya, menurutku itu sama saja, hanya berbeda cara menyakitinya. sejak bersamanya aku mudah tersinggung dan entah kenapa aku membiarkannya begitu saja. mungkin tadinya aku ingin sedikit lebih percaya dengan perkataannya. Sebelumnya kau sudah memperingatkannya, jika aku adalah seseorang yang buruk, aku bukanlah wanita yang baik karena aku banyak menyakiti dan disakiti secara bersamaan, dengan mudah dia bilang jika dia tidak peduli. aku yakin sebenarnya dia peduli dengan itu. buktinya saja saat aku bilang bahwa aku sedang sakit. memang pada waktu itu dia peduli dengan mengajakku berkencan, sebelum pada akhirnya aku terkena demam tiga hari berturut-turut tanpa adanya tanda demam itu akan turun begitu saja sampai di hari yang telah kami jadwalkan untuk bertemu. hari itu aku sengaja membatalkannya secara terpaksa. 

sampai demamku turun saat itu, aku sembuh, dia bilang ingin sekali bertemu denganku tapi dia khawatir jika akan terjadi sesuatu padaku saat kita bertemu nanti. dalam hati aku sudah menduga jika itu mungkin hanya alibi dia saja yang terlalu sungkan denganku. aku hanya mengiyakan mencoba memahami sampai kami tidak terlalu membahas hal itu kembali, sampai beberapa minggu dia kembali mencoba mengungkit rencana itu, ya gimana? bukan aku yang tidak mau justru setelah aku membatalkan hari janjian saat itu dia sendirilah yang mengundur terus hari nya. aku sudah tegaskan itu. 

minggu kami sempat bertengkar kecil karena dia tidak memberiku kabar seharian penuh. Yah... ini memang gila aku marah tapi aku juga tidak bisa menyalahkan dia sepenuhnya, aku menangis diam-diam di kamar, apa sebenarnya yang ter jadi padaku. Hafiz dia membujukku dengan menawarkan stiker kobo kanaeru. padaku meskipun aku tidak begitu terlalu tertarik. Aku berusaha menghargai nia baiknya meskipun aku tahu jika itu mungkin tidak akan pernah sampai. Dia bertanya padaku apa di hari senin minggu sekarang ini aku libur. karena di kalender tanggal merah hari raya waisak . aku bilang padanya entahlah, aku belum mendapatkan pengumuman yang pasti dari kampusku. tadinya sampai hari senin ini dia ingin mengajakku bertemu sekedar mengantarkan stiker itu. Tapi lagi-lagi dia kembali mengundurkannya. tapi bukan itu yang membuatku sakit hati kali ini. ternyata sakit ya mendengar langsung dari ketikan seseorang yang memang kita ingin percaya. aku kecewa, ketika dia bilang langsung padaku "apakah saat bertemu nanti penyakitku akan menular" itu yang diketikannya. Walaupun tidak sepenuhnya salah, penyakit yang dideritaku ini adalah TBC, tidak banyak teman-temanku yang tahu tentang penyakit ini. Tapi berkat segala usaha dari ibu, penyakit ku sekarang sebenarnya sudah sembuh aku tidak batuk parah lagi seperti dulu hanya saja untuk sementara aku masih agak sensitif dengan asap atau udara yang terkontaminasi asap kendaraan. hanya tinggal selangkah lagi aku sembuh dengan membiasakan diriku memulai melatih otot pernafasan, dan setelah itu aku bisa dinyatakan sembuh. Walaupun aku tidak tahu kapan sepenuhnya ini aku akan sembuh sepenuhnya, aku juga selalu berdoa orang-orang di sekitarku tidak pernah mengalami hal serupa denganku. 

Tapi ketikan dia hari itu, benar-benar membuatku sakit, aku tidak tahu akan kah dia menjauhiku jika hal yang sama terjadi padaku dimasa depan. berbeda dengan ibu dan keluargaku. meskipun aku sudah melarang mereka untuk tidak makan sepiring dengan ku mereka melakukannya dengan suka rela. dengan itu akhirnya aku membatalkan pertemuan kami dengan alasan jika dia memang takut tertular penyakitku dia harus menunggu sekiranya waktu tiga bulan lagi. Aku menghindar, Aku kemudian teringat jika tepat di hari sabtu aku melihat postingan tentang sanggar seni yang sedang mengadakan promo di Bogor tepat tidak jauh di seberang alun-alun kota Bogor. Awalnya aku ingin pergi kesana di hari minggu pagi, tapi ternyata tidak jadi karena aku bangun terlalu siang. hingga akhirnya, aku memutuskan untuk berangkat pada pagi hari ini. namun ternyata rencana itu juga batal karena aku bangun terlalu siang. aku memutuskan untuk mengerjakan tugas saja. tapi saat hari semakin siang aku berubah pikiran dengan memutuskan untuk pergi ke sanggar seni hari ini. meski awalnya ibu tidak setuju. karena hari sudah akan sore. dan dari sini kebogor memakan waktu satu jam lamanya. Tapi aku keras kepala. sampai tepat jam 15.25 aku berangkat dengan Go-Jek, setibanya di stasiun aku mampir ke toilet untuk merapikan kerudung. kenangan pertemuan pertamaku dengan Jun entah kenapa terus membayangiku sepanjang perjalananku ke sana, begitu pun ketika aku sudah ada di alun-alun Bogor, hari dimana aku merasa bebas, dan menganggap mimpi itu. Memori itu terus bermunculan, sampai akhirnya aku tiba di sanggar, aku begitu kaget mengetahui jika sanggar itu tutup di hari itu, semuanya sepi bahkan tidak terlihat ada aktivitas dilantai atas, hanya lantai satu dan dua saja yang padat karena di sana tempat orang-orang sedang berkumpul di meja makan yang tersedia tak jauh dari mini market dan Coffee shop. di lantai paling bawah itu adalah tempat dimana banyak tukang jahit disana. 

Tak berlanggsung beberapa menit setelah aku memastikan jika sanggar itu sedang tutup, aku kembali turun kelantai bawah dan tidak sengaja tersasar disana. aku jujur merindukan jun, jika dia ada mungkin dia akan berkata, "benarkan botol yakult gak bisa jalan-jalan sendirian, yang ada nyasarkan" lalu dia akan tertawa dengan sikapnya yang menjengkelkan itu, tapi aku tidak bisa marah pada nya seperti saat ini. aku yakin aku sudah.. entahlah...

sebelum benaran pergi dari tempat itu aku memutuskan untuk pergi ke mini market membeli sebotol mizon, lagi dan lagi kenangan bersama Jun mampir ke mini market di Bogor muncul kembali saat dia membelikan ku sosis saat itu. Setelah membayar ke kasir, aku duduk merenung di salah satu bangku alun-alun. 

"Jun, rasanya tidak adill jika hanya aku yang merasakan ini, tapi aku selalu berharap siapapun orang yang pernah ku temui dimasa perjalanan ini. entah itu kamu, hafiz, nebu, atau yang lain aku berharap kalian bahagia meski tanpa aku. Maaf karena aku harus menghindar karena aku pun sebetulnya gak sanggup juga lihat kalian dengan pilihan yang kalian ambil, meskipun aku ingin sedikit lebih lama. tapi mungkin menenangkan perasaan ku ini yang paling utama. aku takut terlalu terbawa emosi. kamu boleh memaki ku egois dan serakah, tapi kalian adalah orang yang pernah aku sukai dan membangun diriku yang seperti ini. cinta itu tidak salah meskipun nyatanya kenyataan kejam, meskipun kita gal bersama tpi aku bahagia meski sesaat aku terlarut dalam kenangan ini. aku juga bahagia melihat kalian bahagia" 

Komentar

Postingan Populer